Visit on Instagram

Reservoir Dogs (1992)
=====
Thanks to @farrellnoid who write this amazing review!

Kebanyakan dari kita terpukau sama filmnya Quentin Tarantino yang berjudul Pulp Fiction yang penuh kekerasan dan segala intriknya. Tapi bagi gue, film ini yang notabene film debut layar lebar Tarantino justru jauh melampaui standar dan etika film kekerasan mainstream era ‘90an dan menjadi tolok ukur minimal batas kekerasan film jaman sekarang.

Segi cerita, juara. Audiens udah muak sama film-film botched heist yang ngegambarin gimana sebuah perampokan gagal saat dilaksanakan, jadi Tarantino yang juga bertindak sebagai penulis naskah mengambil sudut pandang kejadian sebelum dan setelah perampokan itu. 6 orang maling kelas berat, saling gak kenal satu sama lain, semua pake nama warna. Masing-masing punya instruksi sendiri. Apa yang bisa salah? Semuanya. Ada korban warga sipil, dan mereka dikepung polisi. Mr. Orange ketembak dan darahnya hilang banyak. Mr. Pink bingung mau diapain barang curiannya gara-gara anggota lain ga jelas kabarnya Ditambah, ternyata salah satu dari mereka polisi yang nyamar, dan si Mr. Blonde nyulik seorang polisi. Pusing gak lu.

Kumpulan castnya gak main-main. Dari yang kawakan Harvey Keitel (Mr. White), pemuda berbakat pada masanya kayak Steve Buscemi (Mr. Pink) dan Tim Roth (Mr. Orange), sampai Michael Madsen (Mr. Blonde) bikin penggila film kriminal pasca era Scorsese ngiler dibuatnya. Satu adegan super-ikonik yang digawangi Madsen dalam film ini bisa sampe bikin seorang Wes Craven ‘bapaknya’ film-film Freddy Krueger walkout dari teater.

Narasi non-linear yang kita kenal di Pulp Fiction juga adalah hasil penghalusan narasi di film ini (Mr. Blonde alias Vic Vega adalah saudara kandung Vincent Vega di Pulp Fiction). Dengan sedikitnya latar tempat dan waktu yang digunakan dalam film ini, para aktor memikul beban berat dalam membawakan suasana film. Naskahnya pun juga hebat. Siapa sangka kalo obrolan basa-basi seputar ngasih tip buat pelayan restoran bisa jadi seintens itu?

Cadas, lugas, berkelas. Film ini sukses menempatkan Tarantino sebagai salah satu cult leader dalam independent filmmaking.
=====
#ThrowbackThursday
#ReyzView
#GoWatchItGuys

Reservoir Dogs (1992) ===== Thanks to @farrellnoid who write this amazing review! Kebanyakan dari kita terpukau sama filmnya Quentin Tarantino yang berjudul Pulp Fiction yang penuh kekerasan dan segala intriknya. Tapi bagi gue, film ini yang notabene film debut layar lebar Tarantino justru jauh melampaui standar dan etika film kekerasan mainstream era ‘90an dan menjadi tolok ukur minimal batas kekerasan film jaman sekarang. Segi cerita, juara. Audiens udah muak sama film-film botched heist yang ngegambarin gimana sebuah perampokan gagal saat dilaksanakan, jadi Tarantino yang juga bertindak sebagai penulis naskah mengambil sudut pandang kejadian sebelum dan setelah perampokan itu. 6 orang maling kelas berat, saling gak kenal satu sama lain, semua pake nama warna. Masing-masing punya instruksi sendiri. Apa yang bisa salah? Semuanya. Ada korban warga sipil, dan mereka dikepung polisi. Mr. Orange ketembak dan darahnya hilang banyak. Mr. Pink bingung mau diapain barang curiannya gara-gara anggota lain ga jelas kabarnya Ditambah, ternyata salah satu dari mereka polisi yang nyamar, dan si Mr. Blonde nyulik seorang polisi. Pusing gak lu. Kumpulan castnya gak main-main. Dari yang kawakan Harvey Keitel (Mr. White), pemuda berbakat pada masanya kayak Steve Buscemi (Mr. Pink) dan Tim Roth (Mr. Orange), sampai Michael Madsen (Mr. Blonde) bikin penggila film kriminal pasca era Scorsese ngiler dibuatnya. Satu adegan super-ikonik yang digawangi Madsen dalam film ini bisa sampe bikin seorang Wes Craven ‘bapaknya’ film-film Freddy Krueger walkout dari teater. Narasi non-linear yang kita kenal di Pulp Fiction juga adalah hasil penghalusan narasi di film ini (Mr. Blonde alias Vic Vega adalah saudara kandung Vincent Vega di Pulp Fiction). Dengan sedikitnya latar tempat dan waktu yang digunakan dalam film ini, para aktor memikul beban berat dalam membawakan suasana film. Naskahnya pun juga hebat. Siapa sangka kalo obrolan basa-basi seputar ngasih tip buat pelayan restoran bisa jadi seintens itu? Cadas, lugas, berkelas. Film ini sukses menempatkan Tarantino sebagai salah satu cult leader dalam independent filmmaking. ===== #ThrowbackThursday #ReyzView #GoWatchItGuys

#ThrowbackThursday #ReyzView #GoWatchItGuys

Instagram Follow Adder